Peselancar di Sorake, foto milik Bang Agif |
Nias Selatan berjarak
sekitar 90 km dari pusat Kota
Gunungsitoli, atau sekitar
2 jam perjalanan kendaraan
bermotor dengan suguhan
pemandangan pantai-pantai biru, nyiur kelapa dan aktifitas masyarakat yang khas.
Tiba di
Pantai Sorake saya melihat banyak
penginapan dengan konsep surf
camp , di depannya banyak papan surfing
yang pajang berdiri,di kiri dan kanan penginapan terlihat para
peselancar yang bukan warga lokal. Jalan setapak menuju pantai juga dilintasi
oleh banyak bule yang menenteng papan surfing. Di sebuah bangunan papan bertingkat dua
dengan teras yang berdempetan saya dan teman menginap.
Pencarian bukti tentang ombak terbaik Nias saya mulai dari
sini ketika sepasang mata ini bertemu dengan sepasang mata hijau di teras
sebelah penginapan,
refleks “Hi” pun terucap dilanjutkan dengan “are you surfer?”
Setelah dekat tampaklah wajah-wajah pemburu ombak. Ternyata
banyak juga anak kecil asal Nias yang sedang bermain
di antara kumpulan orang-orang dewasa, aksi mereka pun tak kalah dengan orang dewasa dalam memainkan papan di
atas air. Senja tepat berada di belakang kami, dan para peselancar yang
kegirangan mendapat ombak berada tepat di depan. Setelah jeprat jepret kami
berniat mengobrol bersama salah satu peselancar yang ada.
Dari Luke juga saya ketahui kenapa ombak di sini disukai
oleh peselancar dunia. Ialah karena jenis ombaknya yang bertipe point dan indicator.
Point adalah istilah untuk jenis ombak yang dimiliki oleh pantai Sorake yaitu
ombak yaitu jenis pantai berkarang dan di sanalah ombak akan pecah. Pecahnya
ombak selalu di karang yang sama sehingga tak perlu mengira-ngira di mana ombak
akan pecah. sementara Indicator adalah ombak yang dimiliki Lagundri yang berada
tepat di sebelah Sorake, yaitu pantai berkarang yang memiliki ombak panjang,
dan saat ombak tinggi peselncar bisa masuk ke dalam ombak tersebut. Lagundri
memiliki pantai berpasir yang putih serta dipenuhi dengan pepohonan kelapa. Dari
semua pantai yang memiliki tipe ini, Lagundri dan Sorake adalah yang terbaik.
Sorake dari teras penginapan |
Ombak di Sorake bisa mencapai hingga 15 kaki dan memiliki
suhu air yang dingin sehingga nyaman untuk surfing. “Yang paling saya sukai
adalah, ombak bagus di sini selalu ada 24 jam, jadi tak perlu tunggu lama-lama.
Di tempat lain kita harus tunggu hingga dua jam, dalam sehari hanya ada
beberapa ombak bagus. Sangat berbeda dengan di sini,” ujar Luke. Wajar saja
jika Sorake dan Lagundri sering dijadikan sebagai lokasi lomba surfing tingkat
internasional.
Saya cukup puas atas jawaban-jawaban beberapa peselancar
yang kami ajak bicara. Begitu juga dengan peselancar asli Nias yang
mengungkapkan kekaguman mereka atas ombak di daerah mereka. Saya juga bangga
bang, batin saya.
Selain Sorake dan Lagundri, di Nias Selatan juga terdapat
sebuah desa adat yang memiliki budaya yang tak kalah tersohornya. Fahombo atau
atraksi budaya lompat batu tak jauh dari sini.
* Edited by Bang Agif
0 komentar:
Posting Komentar