Angin
melanda rumput merana
Memporak-porandakan
kawanan rumput hingga ke akar
Masih
menggila, angin menghancurkan lapangan kering penuh dilema
Rumput
bergoyang tak tentu arah hingga hancur
Angin
pun berlalu
Rumput
merana masih diam meratapi keganasan angin
Matahari
kembali melambai
Memaksa
memberikan teriknya untuk rerumputan malang
Mengering
hingga menguning
Seluruh
kawanan mengering di lapangan luas
Tak
terhingga banyaknya rumput menguning
Jauh
mata memandang masih tampak kuning dan hancur
Sayang,
hujan tak mau menyapa
Lama
mereka tak disinggahi hujan hingga benar-benar lupa bagaimana bentuk hujan
Beberapa
pasang mata sedang mengawasi
Menginjak
dan meludahi kawanan rumput merana
Berharap
mereka kelelahan dan meneguk air di atas rerumputan
Bukan
apa-apa hanya berharap beberapa tetes air jatuh
Tamu
baru itu benar-benar minum, secerca harapan mulai nampak
Sayang
lagi tak setetes pun air terjatuh
Satu
benda dari tangan lain terjatuh
Cahaya
berpendar merah dan berasap
Sebatang
benda kecil dijatuhkan, lebih tepatnya dibuang
Pendarnya
membara, dari bara kecil menjalar ke badan rumput merana
Tanpa
disangka angin kembali datang penuh suka cita
Pendar
berubah menjadi cahaya yang begitu menyilaukan
Yang
kering tak lagi menguning
Sekarang
semua hitam dan menjadi abu
Tamat
sudah riwayat rumput merana
0 komentar:
Posting Komentar