Kamis, 28 Februari 2013

Aku Tak Ingin Mati Muda





Dulu, aku pernah menginginkan mati semuda mungkin
Aku merasa, hidup jelas untuk mati
Untuk apa berlama-lama hidup, menua, menikmati dunia yang kotor
Apalagi hidup dalam dunia yang penuh kemunafikan seperti ini
Menonton anjing memakan anjing
Kadang menonton pementasan sandiwara
Di mana-mana manusia menggunakan topeng
Mungkin manusia memang membutuhkan topeng
Kepalsuan

Aku juga pernah berpikir alangkah beruntungnya tidak pernah terlahirkan
Tidak tertipu oleh dunia, belum sempat mengenal dunia dan kebohongannya
Tapi, sudah nasibku terlahir ke dunia
Aku bisa apa? Itu bukan pilihan lagi

Tapi itu dulu, saat aku masih egois, saat aku masih memikirkan diri sendiri
Saat aku masih berpikir hidupku milikku seutuhya
Saat aku masih berpikir aku hidup hanya untukku sendiri
Saat aku merasa tak ada manusia yang membutuhkanku
Saat aku berpikir keputusanku hanya berpengaruh bagiku sendiri

Sekarang, mati bukanlah pilihan
Tapi, bagaimana aku hiduplah yang menjadi pilihan
Aku tak mau hidup hanya sekedar ada
Belum sempat melakukan apa-apa lalu mati
Baru melakukan sedikit hal berguna lalu usai, singkat, sedikit
Ini bukan masalah belum siap mati
Aku siap mati kapan pun, tapi mati lagi-lagi bukan pilihan

Aku ingin lebih banyak menyusuri hidup ditengah-tengah hingar bingar dunia
Aku ingin merasakan semua rasa yang ada di dunia
Aku ingin berjuang untuk korban-korban kemunafikan dunia
Berjuang dalam kemungkinan-kemungkinan terkecil
Berjuang untuk pengharapan yang terlanjur diemban
Sungguh bukan untuk diri sendiri, untuk mereka
Mereka yang mengharapkan hidupku
Mereka yang sebagian hidupnya adalah kehidupanku
Mereka yang kelak mungkin merasakan manfaatku
Mereka yang kelak mungkin bisa jadikanku lebih berguna
Sungguh, hidupku tak akan kumiliki sendiri

Begitulah cara hidup yang ingin aku pilih

Hidup lebih lama, kesempatan berguna bagi orang lain lebih lama lagi
Sampai aku menua, sampai aku tak berguna lagi
Matilah aku

0 komentar:

Posting Komentar